Rabu, 16 Januari 2008

Kumpulan “Penggila” Jip

Bandung-Sedikit berbeda dengan beberapa komunitas otomotif pengguna kendaraan berpenggerak roda empat (4-WD) yang ada, Cherokee & Wrangler Community (CWC) terbilang jarang mengikuti kompetisi adventure atau speed off-road di Tanah Air. Pasalnya, CWC memang bukan sebuah tim off-road.
“Namun bukan berarti kami anti terhadap berbagai kompetisi, nyatanya beberapa di antara kami pernah dan masih aktif mengikuti kejuaraan, walau intensitasnya tidak terlalu tinggi,” kata Ketua CWC Elvin Nugraha Malkan kepada SH belum lama ini.
Komunitas pemakai dan penggemar Jip buatan Daimler-Chrysler ini berdiri 14 Februari tiga tahun lalu. Namun bukan karena lahir tepat di hari Valentine, jika banyak anggotanya berjenis kelamin perempuan. Ini hanya kebetulan belaka. Tetapi tak bisa dipungkiri jika kumpulan tersebut lebih menonjolkan sebuah gaya hidup ketimbang fokus ke olahraga otomotif.
Tak pelak hampir 20 persen anggota CWC adalah kaum hawa dari lebih kurang 150 anggotannya. Kelompok perempuan taft itu sangat menikmati berada di tengah kumpulan para penggemar mobil yang menjadi simbol kejantanan sebuah kendaraan. Perempuan-perempuan anggota CWC terbilang proaktif serta didukung penuh oleh anggota lainnya.
“Sangat menyenangkan berada di tengah-tengah pencinta jip ini. Berbeda dengan klub motor di mana saya juga jadi anggotanya. Di sini saya bisa sepenuhnya enjoy sekaligus bisa mengajak seluruh anggota keluarga menikmati alam saat ada event penjelajahan ke daerah-daerah tertentu,” kata Dedi Gumelar alias Miing Bagito, yang juga jadi salah satu anggota komunitas tersebut.
Hal tersebut terungkap saat Miing mengikuti Coaching Clinic & Technical Driving, yang digelar CWC di kawasan Parongpong, Lembang, Bandung, beberapa waktu lalu. Klub ini memang terbilang getol mengadakan ajang sejenis ini untuk internal anggotanya, bahkan dihadiri pula oleh pemegang merek itu, yakni PT Daimler-Chrysler Indonesia (DCI).
“Apresiasi tinggi pantas dilayangkan untuk mereka, karena di samping aktif menggerakan roda organisasi, dalam setiap ajang yang digelar CWC tak pernah absen melakukan aksi sosial untuk sesama,” ujar Senior Officer Corporate Communication DCI, Wim Ekel yang kerap mengikuti hampir setiap acara yang digelar CWC.

Berciri Heterogen
Menurut Elvin, dari hasil registrasi anggota terbaru yang dilakukan akhir Mei lalu, sebanyak 150 anggotanya masih tetap berciri heterogen, dari berbagai jenis profesi dan lapisan sosial tertentu. Jika dirata-ratakan, kelompok sosial dengan kondisi ekonomi yang mapan cukup mendo-minasi komposisi keanggotaan CWC. Mereka adalah pengusaha, eksekutif BUMN, anggota TNI atau Polri, seniman atau artis, paramedis, birokrat hingga mahasiswa.
“Bukan bermaksud menjaga eksklusivitas, namun pola tersebut terbentuk dengan sendirinya. Pola perekrutan anggota masih tetap menggunakan cara rekomendasi dan referensi dari anggota lama. Ini sangat efektif untuk menjaga komunitas agar tetap solid,” tambah Elvin.
Tampaknya kegiatan seperti Coaching Clinic & Technical Driving ini bukan sekadar upaya menetralisisasi anggapan kumpulan ini sebuah klub yang eksklusif. Elvin mengatakan memang seperti itulah tradisinya.
Ia menceritakan CWC sejak awal tahun berencana akan melakukan adventure atau penjelajahan ke Ujungkulon awal Juni lalu. Namun mendadak, acara ini dialihkan ke Yogyakarta dengan acara yang juga diubah dan diberi tajuk CWC-Charity Trip for Yogya yang mengusung misi kemanusiaan.

Berita dari Harian Sinar Harapan.....2006