Kamis, 05 Juni 2008

Persiapan Sebelum Melakukan "Offroad"

Olahraga offroad (berkendaraan di jalur di luar jalan aspal) memang mengasyikkan. Buat sebagian orang, kegiatan ini merupakan kegiatan yang bisa menghilangkan stres dan membunuh kejenuhan setelah selama satu minggu bekerja.
Namun, tidak sama dengan persiapan berkendara sehari-hari, agar bisa ber-offroad ria, diperlukan persiapan, baik teknis maupun nonteknis. Pemeriksaannya meliputi kesiapan kendaraan dan pengemudinya.
Untuk itu, Kompas sempat mengikuti Light Offroad di Kawasan Lembang, Bandung, yang diselenggarakan Cherokee Wrangler Community (CWC) beberapa waktu lalu. Ketua Umum CWC Elvin Nugraha Malkan menjelaskan beberapa hal yang perlu dipersiapkan menjelang kegiatan offroad.
Yang perlu diperhatikan adalah masalah persiapan. Di antaranya adalah masalah perencanaan rute dan pemeriksaan kendaraan. Dalam melakukan kegiatan offroad, seseorang harus membuat lebih dari satu rute perjalanan.
Hal ini berguna ketika rute pertama tidak bisa ditembus karena kondisinya memang sangat tidak memungkinkan. Karena kondisi alam selalu berubah-ubah. Untuk amannya, persiapkan dua atau tiga rute perjalanan.
Pemeriksaan kendaraan menjadi syarat utama agar kegiatan ini berlangsung lancar. Sedikitnya ada tiga hingga empat item mobil yang harus diperiksa, yaitu oli (transmisi dan mesin), sistem pengereman, dan sistem pendingin.
Pemeriksaan oli, baik transmisi dan mesin, diperlukan karena mobil akan digunakan dalam kondisi yang tidak biasa (ekstrem). SAE dan API service oli juga akan berpengaruh terhadap kinerja mesin. Elvin sendiri menyarankan API service oli menggunakan SL (bisa diatasnya) atau minimal SJ, sementara SAE disarankan 10-40 (untuk Jeep Cherokee dan Wrangler).
Untuk sistem pendingin, pemeriksaan diutamakan pada ketersediaan atau kondisi air radiator, water-pump, dan selang-selang. Hal ini perlu menjadi perhatian para offroader karena kinerja mesin yang berat pada saat offroad juga memerlukan sistem pendingin mesin yang mumpuni.
Masalah lain yang juga harus diperhatikan adalah keamanan berkendara. Sebagian besar mobil keluaran terbaru yang menggunakan sistem 4WD (four wheel drive) telah dijamin keamanannya oleh pabrikan. Namun, tidak ada salahnya untuk melengkapi kendaraan milik pribadi dengan roll-cage juga alat pengaman lainnya.
Roll-cage berfungsi memberi pengamanan terhadap penumpang ketika terjadi benturan atau ketika mobil terbalik saat beraksi. Roll-cage menahan beban badan mobil ketika ada benturan antara jalan dan badan (kabin) mobil.
Hal penting lainnya adalah kotak pertolongan pertama pada kecelakaan. Peralatan standar yang ada dalam kotak P3K akan sangat membantu pengemudi dan penumpang bila terluka ringan.
Menyangkut penggunaan sistem four wheel drive, ada beberapa jenis sistem 4WD yang dikenal selama ini, yaitu part time 4WD, full time 4Wd dan dilengkapi gigi low. Cara yang paling baik untuk mengenali dan mempelajari sistem 4WD adalah dengan menggunakannya di lapangan sehingga pengemudi bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap sistem. Sebelumnya, diharapkan pengemudi bertanya kepada teman-teman atau pengemudi yang sudah ahli tentang 4WD.
Yang tak kalah pentingnya adalah teknik mengemudi. Ada beberapa tips yang diberikan Elvin. Pertama, hindari melakukan pengereman secara mendadak di lokasi sangat licin. Kedua, pengemudi harus memainkan pedal gas se-smooth mungkin. Jangan mengentak pedal gas secara mendadak.
Ketiga, untuk teknis membelokkan kendaraan, usahakan dari sisi luar jalan menuju sisi dalam (tidak absolut). Hal ini berguna terutama ketika sedang berkendara di sisi jurang.
Keempat, ketika melintasi sungai atau genangan air, pengemudi harus melakukan pemeriksaan kedalaman air. Kalau tidak memungkinkan, cari alternatif lain.
Kemudian, hindari penggunaan putaran mesin tinggi ketika sedang melintasi air dengan ketinggian setinggi kap mobil.

Berita dari Koran KOMPAS (9 Desember 2005)

Tidak ada komentar: