Senin, 14 September 2009

CWC-JEEP CHARITY TRIP TO PANGALENGAN 2009




Sekali lagi, insan otomotif patut diacungi jempol urusan kepedulian sosial antar sesama. Setidaknya, itu dilakukan klub Cherokee Wrangler Community (CWC). Tepat, Sabtu (12/9), komunitas yang dikomandoi Elvin N. Malkan meluncur menuju desa Margamukti, kecamatan Pangalengan, buat menyerahkan sumbangan berupa makanan, pakaian, selimut, dan berbagai kebutuhan lainnya termasuk uang tunai, kepada penduduk korban gempa bumi berkekuatan 7,3 skala Richter pada Rabu (2/9) lalu.

Bukan tanpa alasan desa Margamukti dipilih menjadi tujuan dari “CWC Charity Trip to Pangalengan 2009” (CCTP). “Pastinya, sebelum berangkat bakti sosial. Kita terlebih dulu cari data. Terutama, data dari informasi dari rekan-rekan kita yang ada di wilayah musibah,” kata Elvin N. Malkan, MM.

Nyatanya begitu. Soalnya, dari 13 desa di kecamatan Pangalengan, kerusakan terparah akibat gempa, ada pada 6 desa, yakni desa Margamukti, desa Margamekar, desa Margamulya, dan desa Legok Iso.Pokoknya, dari 6 desa ini, nggak kurang 30.065 unit rumah mengalami kerusakan parah dan ringan.Dengan jumlah korban, 192 orang (luka berat), 382 orang (luka ringan), dan 16 orang ( meninggal).

Nah, di desa Margamukti ini lah.Boleh dibilang desa paling parah kena musibah disamping desa Margamulya. Tercatat ada sekitar 1.813 unit, rumah penduduk mengalami kerusakan berat, berikut korban meninggal ada 2 orang. “Gimana kita tak bergerak.Saudara kita ini betul-betul memerlukan bantuan dan perhatian,” tutur beberapa anggota CWC yang turut berangkat CCTP, seperti Bey Arif Pejabat PJKA Jakarta), Habibie (Bank BRI Majalaya), dan Teguh Prajasa (Wiraswasta Jakarta).

Berita diambil dari Majalah JIP, edisi Oktober 2009

Selasa, 09 Juni 2009

CWC BANGUN SIRKUIT TERPADU

Ada berita hangat dari CWC (Cherokee-Wrangler Community).Berdasarkan hasil rapat khusus alias kalangan terbatas anggota CWC, Minggu (31/5) lalu.Antara lain dihadiri: DR. Ir. Budi Lationo (Konsultan-Freeport Indonesia), .Ir. Wowon Widaryat(Dept. Diknas-Jakarta), DR. Ucke S. (Dokter-Ketua Perbakin), Ridwan (Pemilik RM Bumbu Desa, Sambara dan Sampireun Cottage), Ivan, SE (Pemilik perkebunan bunga hias), serta disokong penuh oleh Kol. TNI Adrian Wattimena, (Asrena-Paskhas), H. Uu Rukmana, Msi (Sesepuh Jabar), Mayjen TNI Rasyid Qurnuen A. (Pangdam Siliwangi), dan Irjen Pol. Timur Pradopo (Kapolda Jabar)

Diam-diam, komunitas penggemar Jeep Amerika asal kota Kembang ini, tengah gencar mempersiapkan mainan baru buat para anggotanya plus penggemar otomotif umumnya.”Pastinya. tak lebih dari 1-2 bulan ke depan, CWC berikut Velocity Autosport, akan memiliki sebuah sirkuit off-road permanen yang bernama “CWC-Jeep Camp”.Dan, ini merupakan salah bentuk realisasi bisnis antar anggota CWC yang memang jauh sebelumnya kita rencanakan,” ungkap Elvin N. Malkan, MM., pendiri sekaligus ketua umum dari CWC.

Menariknya, meski sirkuit permanen yang berdiri di lahan seluas 10 ha lebih, berlokasi di wilayah Ciawi-Gentong, Kabupaten Tasikmalaya ini, memiliki label “CWC-Jeep Camp”.Namun, nih sirkuit, bukan sekadar buat mainan para penggemar Jip to.”Sesuai kesepakatan bersama. Nantinya, kita akan merancang sirkuit khusus off-road. Tapi bisa dimanfaatkan untuk adventure jip dan trail, hingga buat kompetisi speed off-road (Jip), motocross atau grasstrack,” tambah suami dari Amalia Ramdiani ini.

Eit, lebih keren lagi.Menurut DR. Ir. Budi Lationo, selaku pemilik lahan dan salah seorang penyandang dana pembangunan sirkuit “CWC-Jeep Camp”, akan dirancang senyaman dan semenarik mungkin.Termasuk diantaranya, akan dilengkapi berbagai sarana dan prasarana pendukung.Ya, macam pembangunan cottage, cafe CWC-Velocity (rumah makan), sewa ruang bisnis khusus jualan atau promosi produk hingga sarana permainan out bond, water boom, atau berbagai jenis permainan wisata keluarga yang intinya bisa dinikmati masyarakat Tasikmalaya, Garut, Sumedang, Bandung, Ciamis, atau masyarakat dari kota-kota lain di Indonesia.

Nah, sekadar info saja. Selain berencana akan membangun sirkuit terpadu di atas. Rupanya, dalam rapat kemarin pun, beberapa bisnis yang melibatkan anggota CWC, juga banyak dikukuhkan.Macam bisnis, jual-beli mobil khusus berpenggerak 4x4, butik, hingga developer perumahan.Wah, komplit banget ya. Asyik dong!

Berita diambil dari Tabloid OTOMOTIF, edisi_Bulan Juni 2009

Selasa, 21 April 2009

ULTAH CWC-JEEP DAN LAHIRNYA KOMUNITAS RANGE ROVER BARU




Klub Cherokee-Wrangler Community (CWC) kini sudah 5 tahun.Terlihat tumbuh dan semakin dewasa.Acara puncak perayaan ini pun dihajat dalam event bernama CWC 5TH ANNIVERSARY-‘Cavalry Day’ di Denkavkud, Parongpong-Lembang, akhir Maret lalu.
Acara ini sekaligus menandai lahirnya klub baru di bawah naungan bengkel Velocity Autosport. Wadah baru ini bernama RANGE-DI-DE-FREE-SOCIETY (RDDF-S). Klub baru ini akan mewadahi semua pemilik Land Rover jenis Range Rover, Defender, Freelander, dan Discovery.
“Pastinya, hubungan antaranggota terasa semakin harmonis. Bahkan, beberapa di antaranya sampai meneruskan ke jenjang hubungan kerjasama dalam berbisnis. Dan, itu mereka akui saling menguntungkan,” kata Elvin N. Malkan, MM, ketua umum sekaligus pendiri CWC ini.
Senada diungkapkan juga anggota CWC lain, Wowon, Habibie, dan Sembur Hoetomo. “CWC ini ibarat keluarga.Bukan sekadar milik para bapak-bapak saja yang cebur. Namun, hampir semua keluarga terlibat di dalamnya. Ini yang Kami suka,” kompak bapak-bapak yang berprofesi sebagai direktur sebuah perusahaan konsultan dan engineering di Jakarta, pejabat di Dep. Diknas di Jakarta, Karyawan BRI cabang Majalaya, dan salah satu komisaris dari Bank Jabar ini.

Singkatnya, hampir semua anggota CWC, merasakan kehangatan suasana kekeluargaan di klub ini.”Itu dia. Makanya, kami bela-belain dengan keluarga, datang dari jauh, ikut event ini,” tambah Budi Lationo (Timika-Papua) yang juga diamini oleh Sriono Harto (Bekasi-Jabar).
Acara pun di isi dengan off-road, berikut kursus singkat naik kuda. Mski terjadi kecelakaan kecil saat off-road. “Ah itu mah biasa. Tetep asyik kok,” ujar Dr. Omay sembari menunjuk kap mesin Cherokee miliknya yang penyok menubruk buntut Grand Cherokee milik rekannya, Wowon.Nah, itu baru keluarga!

Berita diambil dari Majalah JIP, edisi April 2009

Senin, 20 April 2009

5TH ANNIVERSARY CWC-JEEP


Komunitas berikut ini, dinaungi oleh para pengguna mobil lansiran negeri Paman Sam. Kumpulan penghobi mobil four bye four yang tergabung dalam Cherokee & Wrangler Community, pekan lalu merayakan hari jadinya yang kelima. Selama berdirinya komunitas ini, banyak rintangan dan kendala yang harus dilewati. Selama dua tahun ini, mereka sempat mengalami pasang surut. Berkat kegigihan serta konsistensinya, akhirnya di ulang tahunnya yang kelima, para anggota CWC memutuskan untuk tetap berkiprah mengarungi dunia otomotif Jawa Barat.
Iringan kendaraan dimulai dari sekretariat di bilangan jalan setramurni-Bandung. Mereka bertolak menuju Detasemen Kavaleri Kuda di kawasan Parongpong-Lembang. Kunjungan ini merupakan yang kedua kalinya. Ketika pada tahun 2005, para anggota CWC menjambangi DenKavKud dengan menggelar sebuah acara coaching clinic seputar dunia four wheel drive. Namun kunjungannya kali ini sangatlah berbeda, melainkan dalam rangka merayakan hari jadinya komunitas yang berdiri sejak 14 februari 2004. Sesuai dengan temanya “Cavalery Day”, para punggawa CWC disambut para ksatria berkuda DenKavkud, dan digiring menuju area dimana prosesi perayaan ulang tahun akan dilaksanakan. Acara pemotongan kue merupakan tanda dari perayaan hari jadinya Cherokee & Wrangler Community yang kelima. Dalam waktu yang bersamaan, Elvin Malkan selaku ketua umum Dari CWC, mendeklarasikan berdirinya Range Di De Free Society, yang berarti sebuah perkumpulan para penggila mobil Range Rover, Discovery, Defender, dan FreeLander.
Walaupun perayaannya sederhana, para anggota tetap enjoy dan menikmatinya. Kegiatan seperti ini benar-benar menjadi ajang reuni untuk melepas kangen, karena sudah lama tak bersua. Dari komposisi anggota yang kebanyakan usia dewasa yang mapan, mereka menghindari kegiatan yang berciri hura-hura belaka. Enjoy mengendarai mobil four by four serta menikmati alam sambil berbagi kebahagiaan, adalah merupakan salah satu cara mereka berkomunitas. Namun, satu yang tak mau mereka lewatkan adalah menu acara berupa four wheeling family offroad, Penjelajahan trek alam di sekitar kawasan DenKavKud Parompong-Lembang.

Berita diambil dari Blog Bandung Otomotif Mania (BOM)

Kamis, 05 Juni 2008

Cherokee Wrangler Community (CWC)

CHEROKEE WRANGLER COMMUNITY ( CWC ) didirikan oleh Elvin Nugraha Malkan, MM, pemilik VELOCITY Autosport yang merupakan sebuah workshop JEEP (CHRYSLER), pada tanggal 14 Februari 2004, dan telah di-akta-kan pendirian dan anggaran dasarnya, secara resmi didepan notaris.
Sebagai organisasi/klub, CWC mendapat pengakuan resmi dan dipayungi oleh DaimlerChrysler Indonesia atau ATPM kendaraan JEEP-CHRYSLER di Indonesia, dan juga pengakuan resmi dari IMI. Hal ini semua adalah sebuah gambaran jelas bahwa antara CWC dan VELOCITY Autosport merupakan “dua badan yang memiliki satu jiwa” atau sesuatu yang tidak bisa dipisahkan karena saling memiliki satu sama lain.

CWC adalah merupakan sebuah komunitas penggemar/pemilik kendaraan ber-merk JEEP (CHRYSLER) seperti Jeep Cherokee, Wrangler dan Grand Cherokee yang memiliki persamaan visi atau pandangan dalam melakukan dan mengikuti aktifitas organisasi ini. Mereka juga merupakan customer dari VELOCITY Autosport.

Para anggota CWC yang saat ini tercatat aktif sebanyak 150 anggota, setelah dilakukan pendaftaran ulang. Datang dari background profesi yang berbeda seperti: Pengusaha, Eksekutif BUMN, TNI, POLRI, Birokrat, Seniman/Artis, Dokter dan lainnya.
Mereka berdomisili tidak hanya di Bandung, tetapi terdapat anggota dari kota atau daerah lain diantaranya: Jakarta, Jogja, Surabaya, Kalimantan, Makasar dan Sumatra.

Dalam hal berinteraksi, Anggota CWC memiliki hubungan yang erat kekeluargaan satu sama lain. Mereka memegang teguh motto organisasi yang telah ditetapkan yaitu: “SHARING HAPPINESS”.
CWC sebagai organisasi/klub memiliki kultur atau karakter yang kuat dan khas, dimana para anggotanya dapat menikmati dan nyaman menjalani suasana itu dalam melakukan kegiatannya. Namun juga CWC mempunyai “rule of the game” yang tegas dalam menyikapi jika terjadi hal-hal yang dipandang dapat menganggu stabilitas dan kenyamanan berorganisasi/klub.

Pendek kata, CHEROKEE WRANGLER COMMUNITY (CWC) sebagai klub otomotif (kendaraan 4 WD) bukan hanya melakukan offroad dan turing baksos, namun memiliki sisi lain yang sangat khas dan spesifik, yaitu merupakan sebuah “LIFE STYLE” yang khusus dan hal ini tidak dimiliki oleh klub/organisasi lain.

Dalam hal perekrutan anggota baru, CWC memakai sistim rekomendasi atau referensi. Yaitu, calon anggota disarankan membawa referensi atau rekomendasi dari anggota yang telah tercatat resmi sebagai anggota CWC. Setelah itu dikaji oleh ketua atau team khusus yang dibentuk. Selanjutnya baru diputuskan, apakah dapat diterima atau tidak.

CWC setiap bulannya melakukan kegiatan yang sudah diagendakan selama satu tahun ke depan. Kegiatan itu diantarannya berupa: family gathering, touring, four wheeling/offroad, coaching clinic dan lainnya. Setiap kegiatan tersebut tadi selalu dibarengi dengan kegiatan sosial untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.
Dengan latar belakang dan strata intelektual yang dimilikinya, CWC mendapat citra sebagai sebuah kumpulan yang exclusive dari masyarakat luas. Namun hal itu tidak menjadi penghalang untuk dapat berinteraksi dengan mereka (masyarakat luas) dan bersentuhan secara harmonis melalui kegiatan-kegiatan yang nyata dan positif. Lebih jauh lagi, dapat membangun kebersamaan juga jiwa korsa sesama warga Negara Indonesia yang baik dengan kreatifitas, ketertiban dan kemapanan.

Elvin Nugraha Malkan, Ir. MM

Persiapan Sebelum Melakukan "Offroad"

Olahraga offroad (berkendaraan di jalur di luar jalan aspal) memang mengasyikkan. Buat sebagian orang, kegiatan ini merupakan kegiatan yang bisa menghilangkan stres dan membunuh kejenuhan setelah selama satu minggu bekerja.
Namun, tidak sama dengan persiapan berkendara sehari-hari, agar bisa ber-offroad ria, diperlukan persiapan, baik teknis maupun nonteknis. Pemeriksaannya meliputi kesiapan kendaraan dan pengemudinya.
Untuk itu, Kompas sempat mengikuti Light Offroad di Kawasan Lembang, Bandung, yang diselenggarakan Cherokee Wrangler Community (CWC) beberapa waktu lalu. Ketua Umum CWC Elvin Nugraha Malkan menjelaskan beberapa hal yang perlu dipersiapkan menjelang kegiatan offroad.
Yang perlu diperhatikan adalah masalah persiapan. Di antaranya adalah masalah perencanaan rute dan pemeriksaan kendaraan. Dalam melakukan kegiatan offroad, seseorang harus membuat lebih dari satu rute perjalanan.
Hal ini berguna ketika rute pertama tidak bisa ditembus karena kondisinya memang sangat tidak memungkinkan. Karena kondisi alam selalu berubah-ubah. Untuk amannya, persiapkan dua atau tiga rute perjalanan.
Pemeriksaan kendaraan menjadi syarat utama agar kegiatan ini berlangsung lancar. Sedikitnya ada tiga hingga empat item mobil yang harus diperiksa, yaitu oli (transmisi dan mesin), sistem pengereman, dan sistem pendingin.
Pemeriksaan oli, baik transmisi dan mesin, diperlukan karena mobil akan digunakan dalam kondisi yang tidak biasa (ekstrem). SAE dan API service oli juga akan berpengaruh terhadap kinerja mesin. Elvin sendiri menyarankan API service oli menggunakan SL (bisa diatasnya) atau minimal SJ, sementara SAE disarankan 10-40 (untuk Jeep Cherokee dan Wrangler).
Untuk sistem pendingin, pemeriksaan diutamakan pada ketersediaan atau kondisi air radiator, water-pump, dan selang-selang. Hal ini perlu menjadi perhatian para offroader karena kinerja mesin yang berat pada saat offroad juga memerlukan sistem pendingin mesin yang mumpuni.
Masalah lain yang juga harus diperhatikan adalah keamanan berkendara. Sebagian besar mobil keluaran terbaru yang menggunakan sistem 4WD (four wheel drive) telah dijamin keamanannya oleh pabrikan. Namun, tidak ada salahnya untuk melengkapi kendaraan milik pribadi dengan roll-cage juga alat pengaman lainnya.
Roll-cage berfungsi memberi pengamanan terhadap penumpang ketika terjadi benturan atau ketika mobil terbalik saat beraksi. Roll-cage menahan beban badan mobil ketika ada benturan antara jalan dan badan (kabin) mobil.
Hal penting lainnya adalah kotak pertolongan pertama pada kecelakaan. Peralatan standar yang ada dalam kotak P3K akan sangat membantu pengemudi dan penumpang bila terluka ringan.
Menyangkut penggunaan sistem four wheel drive, ada beberapa jenis sistem 4WD yang dikenal selama ini, yaitu part time 4WD, full time 4Wd dan dilengkapi gigi low. Cara yang paling baik untuk mengenali dan mempelajari sistem 4WD adalah dengan menggunakannya di lapangan sehingga pengemudi bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap sistem. Sebelumnya, diharapkan pengemudi bertanya kepada teman-teman atau pengemudi yang sudah ahli tentang 4WD.
Yang tak kalah pentingnya adalah teknik mengemudi. Ada beberapa tips yang diberikan Elvin. Pertama, hindari melakukan pengereman secara mendadak di lokasi sangat licin. Kedua, pengemudi harus memainkan pedal gas se-smooth mungkin. Jangan mengentak pedal gas secara mendadak.
Ketiga, untuk teknis membelokkan kendaraan, usahakan dari sisi luar jalan menuju sisi dalam (tidak absolut). Hal ini berguna terutama ketika sedang berkendara di sisi jurang.
Keempat, ketika melintasi sungai atau genangan air, pengemudi harus melakukan pemeriksaan kedalaman air. Kalau tidak memungkinkan, cari alternatif lain.
Kemudian, hindari penggunaan putaran mesin tinggi ketika sedang melintasi air dengan ketinggian setinggi kap mobil.

Berita dari Koran KOMPAS (9 Desember 2005)

Rabu, 16 Januari 2008

Kumpulan “Penggila” Jip

Bandung-Sedikit berbeda dengan beberapa komunitas otomotif pengguna kendaraan berpenggerak roda empat (4-WD) yang ada, Cherokee & Wrangler Community (CWC) terbilang jarang mengikuti kompetisi adventure atau speed off-road di Tanah Air. Pasalnya, CWC memang bukan sebuah tim off-road.
“Namun bukan berarti kami anti terhadap berbagai kompetisi, nyatanya beberapa di antara kami pernah dan masih aktif mengikuti kejuaraan, walau intensitasnya tidak terlalu tinggi,” kata Ketua CWC Elvin Nugraha Malkan kepada SH belum lama ini.
Komunitas pemakai dan penggemar Jip buatan Daimler-Chrysler ini berdiri 14 Februari tiga tahun lalu. Namun bukan karena lahir tepat di hari Valentine, jika banyak anggotanya berjenis kelamin perempuan. Ini hanya kebetulan belaka. Tetapi tak bisa dipungkiri jika kumpulan tersebut lebih menonjolkan sebuah gaya hidup ketimbang fokus ke olahraga otomotif.
Tak pelak hampir 20 persen anggota CWC adalah kaum hawa dari lebih kurang 150 anggotannya. Kelompok perempuan taft itu sangat menikmati berada di tengah kumpulan para penggemar mobil yang menjadi simbol kejantanan sebuah kendaraan. Perempuan-perempuan anggota CWC terbilang proaktif serta didukung penuh oleh anggota lainnya.
“Sangat menyenangkan berada di tengah-tengah pencinta jip ini. Berbeda dengan klub motor di mana saya juga jadi anggotanya. Di sini saya bisa sepenuhnya enjoy sekaligus bisa mengajak seluruh anggota keluarga menikmati alam saat ada event penjelajahan ke daerah-daerah tertentu,” kata Dedi Gumelar alias Miing Bagito, yang juga jadi salah satu anggota komunitas tersebut.
Hal tersebut terungkap saat Miing mengikuti Coaching Clinic & Technical Driving, yang digelar CWC di kawasan Parongpong, Lembang, Bandung, beberapa waktu lalu. Klub ini memang terbilang getol mengadakan ajang sejenis ini untuk internal anggotanya, bahkan dihadiri pula oleh pemegang merek itu, yakni PT Daimler-Chrysler Indonesia (DCI).
“Apresiasi tinggi pantas dilayangkan untuk mereka, karena di samping aktif menggerakan roda organisasi, dalam setiap ajang yang digelar CWC tak pernah absen melakukan aksi sosial untuk sesama,” ujar Senior Officer Corporate Communication DCI, Wim Ekel yang kerap mengikuti hampir setiap acara yang digelar CWC.

Berciri Heterogen
Menurut Elvin, dari hasil registrasi anggota terbaru yang dilakukan akhir Mei lalu, sebanyak 150 anggotanya masih tetap berciri heterogen, dari berbagai jenis profesi dan lapisan sosial tertentu. Jika dirata-ratakan, kelompok sosial dengan kondisi ekonomi yang mapan cukup mendo-minasi komposisi keanggotaan CWC. Mereka adalah pengusaha, eksekutif BUMN, anggota TNI atau Polri, seniman atau artis, paramedis, birokrat hingga mahasiswa.
“Bukan bermaksud menjaga eksklusivitas, namun pola tersebut terbentuk dengan sendirinya. Pola perekrutan anggota masih tetap menggunakan cara rekomendasi dan referensi dari anggota lama. Ini sangat efektif untuk menjaga komunitas agar tetap solid,” tambah Elvin.
Tampaknya kegiatan seperti Coaching Clinic & Technical Driving ini bukan sekadar upaya menetralisisasi anggapan kumpulan ini sebuah klub yang eksklusif. Elvin mengatakan memang seperti itulah tradisinya.
Ia menceritakan CWC sejak awal tahun berencana akan melakukan adventure atau penjelajahan ke Ujungkulon awal Juni lalu. Namun mendadak, acara ini dialihkan ke Yogyakarta dengan acara yang juga diubah dan diberi tajuk CWC-Charity Trip for Yogya yang mengusung misi kemanusiaan.

Berita dari Harian Sinar Harapan.....2006